PESONA PASAR TASIK
“Silahkan pak haji…mukenanya pak haji…geulis pisan pak haji ”
“Kumaha teh..? daramang..? nuhun-nuhun….”
Suara-suara dialek sunda yang sangat kental terdengar di semua sudut, dan bersahut-sahutan di pagi hari yang masih dingin, kalau anda ketempat ini dengan mata tertutup saya yakin anda akan mengira ini adalah pasar yang ada di daerah sekitar ibukota Jawa Barat, Bandung dan sekitarnya. Tempat itu ternyata berada di depan stasiun kereta api Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Itu adalah dialek kental mereka yang berasal dari Tasikmalaya Jawab Barat, yang rutin setiap Rabu dan Minggu malam sekitar jam 22.00 berkonvoi ke Tanah Abang menjual hasil karya dari desa-desa mereka, Senin dan Kamis dinihari mereka sampai di Jakarta. Dari waktu ke waktu rombongan ini makin besar, bahkan ada tanda2 pasar mereka akan di lokalisir dan disediaka tempat yang sangat lega, ini saya baca dari spanduk2 yang terpapang di pintui masuk pasar tanah abang.
“Kumaha teh..? daramang..? nuhun-nuhun….”
Suara-suara dialek sunda yang sangat kental terdengar di semua sudut, dan bersahut-sahutan di pagi hari yang masih dingin, kalau anda ketempat ini dengan mata tertutup saya yakin anda akan mengira ini adalah pasar yang ada di daerah sekitar ibukota Jawa Barat, Bandung dan sekitarnya. Tempat itu ternyata berada di depan stasiun kereta api Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Itu adalah dialek kental mereka yang berasal dari Tasikmalaya Jawab Barat, yang rutin setiap Rabu dan Minggu malam sekitar jam 22.00 berkonvoi ke Tanah Abang menjual hasil karya dari desa-desa mereka, Senin dan Kamis dinihari mereka sampai di Jakarta. Dari waktu ke waktu rombongan ini makin besar, bahkan ada tanda2 pasar mereka akan di lokalisir dan disediaka tempat yang sangat lega, ini saya baca dari spanduk2 yang terpapang di pintui masuk pasar tanah abang.